Jurnalisme pembangunan (journalism of development) adalah jurnalisme yang bertujuan untuk memberikan pemahaman dan menyadarkan masyakarat tentang pembangunan. Di sini jurnalis berusaha meyakinkan masyarakat akan masa depan, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
Jurnalisme pembangunan atau sering disebut “pers pembangunan” dalam praktiknya mengutamakan peranan pers dalam rangka pembangunan nasional negara dan bangsanya dengan tujuan untuk mencapai perubahan ke arah yang lebih baik.
Konsep jurnalisme pembangunan ini mulai diperkenalkan, berawal dari pemikiran bagaimana menemukan rumusan atau model komunikasi yang cepat, murah, dan massal bagi tujuan pembangunan. Lahirnya konsep ini banyak didorong para praktisi yang berlatar belakang wartawan dengan memanfaatkan potensi media komunikasi dalam kegiatan pembangunan melalui kebijakan pemberitaan yang mendukung peliputan pembangunan.
Jurnalisme Pembangunan lahir dari institut pers yang diprakrasi Juan Mercado, salah seorang direktur Philipine Press Institute. Tepatnya ketika Press Foundation of Asia menyelenggarakan Kursus Latihan Penulis Ekonomi se-Asia yang pertama di Manila pada tahun 1968, yang mencerminkan penekanan ganda dari jurnalisme pembangunan, yaitu:
 -     Pembangunan ekonomi di Asia
-     Teknik penulisan yang jelas
Landasan Teoretis
·         Teori Modernisasi
Modernisasi di negara berkembang  memerlukan pembentukan profesi jurnalistik  yang menganalisis proses-proses politik & sosial secara objektif, tak memihak dan netral  

  • ·        Teori Ketergantungan

Jurnalisme pembangunan gaya penguasa yang baik dapat dianggap berakar dari teori teori ketergantungan atau teori dependesi.
Menekankan bahwa wartawan di negara berkembang menjadi penghubung/jembatan antara negara maju/besar dengan negara
berkembang (wartawan jadi agen penyebar informasi)

  • ·        Teori Sistem

Pendekaan teoritis terhadap sistem memberikan pragnosis tentang persepsi profesional para wartawan dunia ketiga yang berbeda dari teori-teori para ahli teori moderinisasi dan teori depedensi.
Pers tergantung sistem dan subsistem dalam negara (politik, ekonomi, agama, sosial, dll)


Konsep-Konsep Lebih Baru
  • ·        Deprofesionalisasi

Cess Hamelink: Jurnalisme dipisahkan secara kultural (bukan profesi). Butuh desentralisasi media & partisipasi seluruh populasi dalam sistem media untuk menghindari kontrol/manipulasi oleh para komunikator profesional (jurnalisme bukan profesi tapi pengabdian pada masyarakat)
  • ·        Varian Cina

Pada 14 mei 1985, layanan berbahasa inggris dari kantor cina, xinhua memberitakan sebuah pidato “on the nature of Jurnalism and Spiritual Pollution” .
Menurut Hu, jurnalisme partai untuk dapat memainkan perannya secara penuh sebagai corong partai, ia harus menyampaikan informasi “dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas”.
  • ·        Jurnalisme Pembangunan Intelektual

Berdasarkan Teori Neo-Marxixt Anglo-Amerika (wartawan merupakan kaum intelegensia yang tidak terikat secara sosial, jauh dari tekanan sosial, bertugas pecahkan masalah-masalah pembangunan nasional secara rasional)
Teori ini dikenal sebagai “sosiologi radikal”. Chin chuan Lee menyarankan jurnalisme pembangunan intelektual sebagai bentuk jurnalisme alternatif dimana para wartawan mestinya merupakan semacam kaum intelegensi yang tidak terkait secara sosial dan jauh dari tekanan-tekanan sosial.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unsur-unsur film DILAN 1990

Tahapan produksi film

Konvensi dalam tata suara