Belajar mengapresiasi film

A. APRESIASI VERSUS KRITIK FILM
Apresiasi film menurut Marseli adlah sebuah bentuk ungkapan penghargaan terhadap sebuah karya film. Sehingga siapapun yang mempunyai keinginan untuk memperoleh sebuah kenikmatan dari menonton film dianggap sudah mempunyai niat baik untuk mengapresiasikan.
Kritik film adalah tahap yang lebih lanjut dari proses apresiasi yang membutuhkan bukan sekedar penghargaan ataupun peniliaan atas karya film itu sendiri melainkan menuntut adanya kemampuan kritis yang tinggi.

B. MENGKRITISI FILM
Dalam memberikan penilaian yang utuh terhadap film yang dianggap sebagai sebuah proses untuk mengritisi film, Marselli mengemukakan sebuah pendekatan yang mendasar yang melihat, menganalisis dalam sebuah prosedur pendekatan film demi penilaian.
1. Mempertanyakan tema dan maksud-maksud sutradara dengan karua filmnya.
Apa yang mau dia katakan kepada kita ?
2. Mempertanyakan unsur-unsur terpisah sebagai suatu keseluruhan.
Bagaimana peran masing-masing unsur sehubunganya dengan kontribusinya terhadap tema, maksud utama atau efek totalnya ?
3. Sehubungan dengan maksud sutradara, ada satu faktor yang penting sebelum melakukan evaluasi obyektif, yakni tingkat ambisi film. Persoalannya tidaklah adil untuk menilai sebuah film yang hanya mempunyai tujuan menghibur dengan ukuran-ukuran film yang serius.
4. Setelah itu, perlu dilakukan evaluasi obyektik. Apakah film itu gagal atau berhasil. Kalau gagal atau berhasil, apa sebabnya ?
5. Sebagai manusia, kita juga mempunyai perasaan-perasaan kuat tertentu, prasangka dan kecenderungan. Akibatnya penilaian sungkar terhindarkan dari warna evaluasi subyektif karena pengalaman hidup kita, kondisi moral dan sosial, usia, tingkat intelektual, waktu dan tempat kita tinggal, serta personal kita terhadap film itu? Apa alasan persoanl kita untuk menyukai atau tidak menyukai?
Metode analisis yang dilakukan oleh kritikus ini seperti yang dicontohkan di atas dilakukan dengan melihat, menganalisis dan mengevaluasi yang berakhir dengan sebuah penilaian atas film tersebut secara utuh.

C. MENGAPRESIASI FILM
Dalam hubungannya denga film sebagai salah satu bentuk media audio visual, mengapresiasi sebuah film mengandung sejumlah pengertian yaitu memahami, menikmati dan menghargai. Tiga kata ini merupakan kata yang tak bisa dipisahkan satu sama lain.

Mengapresiasi film, dengan sendirinya membutuhkan sebuah perjalanan waktu untuk bisa memahami film itu sendiri. Waktu yang hanya bisa dibayar dengan membuang menit demi menit untuk melatih kita menonton untuk boisa kemudian memahmi film.
Di dalam memahami film ini, tentu saja tidak ada keharusan untuk memilih genre film tertentu. Meskipun begitu sangatlah mudah memulai mengapresiasi film yang populer dan baru saja dibicarakan orang.

D. TAHAP MENGAPRESIASI FILM
1. PEMAHAMAN
Pemahaman didalamnya penonton berusaha melibatkan emosi dan pikiran untuk memahami ide cerita yang ada didalam sebuah film. Didalam ini penonton berusaha berempati pada tokoh-tokoh yang dikenalkan, berikut permasalahan dalam film tersebut.
2. PENIKMATAN
Tahap kedua ini adalah penonton berusaha memahami dan menghargai behind the secene dari sebuah film.
3. PENGHARGAAN
Tahap penghargaan ini terjadi karena ketika penonton membuat relasi antara pengalaman yang menjadi ilusi realitas dalam film dengan pengalaman kehidupan yang real yang dihadapinya. 

E. HAMBATAN DALAM MENGAPRESIASI FILM
Dalam melakukan apresiasi film biasanya muncul beberapa hambatan yang menghalangi penonton untuk mengapresiasi film yaitu sebagai berikut :
1. Adanya kecenderungan untuk memilih jenis film tertentu padahal banyak juga film yang serat dengan permainan konfik yang menarik.
2. Terlalu merespon salah satu bagian dari sebuah film dan kurangnya perhatian secara maksimal bagian yang lain sehingga tidak bisa mengapresiasi film secara utuh.
3. Adanya everestimate terhadap film sebelum melihat film terkadang membuat penonton malah menjadi kecewa ketika yang diharapkan tidak muncul.

Meskipun terdapat berbagai hambatan sebenarnya terdapat beberapa cara untuk mengatasinya yaitu :
1. Sebagai penonton sebaiknya kita bersifat obyektik dan terbuka atas segala jenis film sehingga bisa memberikan apresiasi secara jerni tanpa harus terkotak kotas atas adanya rasa like and dislike sebuah dengan genre tertentu.
2. Menikmati sebuah film sama hal nya dengan menikmati sebuah karya seni dimana pendekatan apresiatif lebih penting dibandingkan dengan pendekatan antara kebenaran dan kesalahn dalam penilaian.
3. Sedapat mungkin ciptakan suasana yang kondusif baik dari sisi internal atau kesiapan psikologis maupun eksternal yang berasal dari luar kita saat menonton.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unsur-unsur film DILAN 1990

Tahapan produksi film

Konvensi dalam tata suara