SHAZAM



Film SHAZAM

·        Data Film


Sutradara
Produser
Skenario
Henry Gayden
Cerita
·         Henry Gayden
·         Darren Lemke
Berdasarkan
Karakter DC Comics
Pemeran
·         Asher Angel
·         Zachary Levi
·         Mark Strong
·         Jack Dylan Grazer
·         Djimon Hounsou
Musik
Sinematografi
Penyunting
Michel Aller
Perusahaan
produksi
·         New Line Cinema
·         DC Films
·         The Safran Company
·         Seven Bucks Productions
·         Mad Ghost Productions[1]
Distributor
Tanggal rilis
·         15 Maret 2019 (Toronto)
·         2 April 2019 (Indonesia)
·         5 April 2019 (Amerika Serikat)
Durasi
132 Menit[2]
Negara
Amerika Serikat
Bahasa
Inggris
Anggaran
$80–100 juta[3][4]
Pendapatan kotor
$202.4 juta[5]


·        Ringkasan isi Film:

Film 'Shazam!' mengajarkan kepada penonton setidaknya dua hal: kadang film tak sebagus trailernya, dan terlalu banyak candaan dalam film itu sebenarnya membosankan. Menyakitkan, tapi itulah yang terjadi pada film rilisan DC terbaru ini.

Film Shazam! dibuka dengan adegan Thaddeus Sivana yang berkendara di atas mobil bersama kakak dan ayahnya. Selama perjalanan, sang kakak dan ayah berulang kali membully Sivana. Akibat bully itulah, Sivana bertekad membuktikan kehebatan dirinya meski dengan menjadi supervillain.

Sejak awal, Shazam! sudah menampilkan komedi, seperti saat memperkenalkan Billy Batson (Asher Angel), bocah 14 tahun dari panti asuhan dan mampu mengubah diri dari bocah menjadi sosok pria dewasa (Zachary Levi) berkekuatan super hanya dengan mantra khusus, Shazam!.

Komedi juga muncul saat film mulai fokus mengisahkan perjalanan Billy mendapatkan kekuatan super itu. Salah satunya, ketika ia berinteraksi dengan sahabatnya, Freddy Freeman sebagai satu-satunya orang yang mengetahui hubungan Billy dengan Shazam.


Film ini juga menunjukkan alasan klise mengapa Billy diberi kesempatan untuk menjadi superhero setelah bertemu penyihir dalam sebuah kesempatan. Billy adalah anak yang baik.


Sampai pada titik ini, Shazam! masih terasa nyaman berkat ragam adegan yang seimbang. Baik komedi, drama, dan laga masih saling melengkapi serta proporsional. Pada tahap ini, Shazam! bahkan bisa mengaduk-aduk perasaan penonton.

Namun sayangnya, upaya DC membuat film yang lebih terasa 'cerah' dan menyenangkan terlalu besar sehingga membuat 'gumoh'.

Perjalanan menyenangkan menyaksikan Shazam! mulai terganggu ketika pahlawan DC itu sudah sering tampil, yang kemudian dibarengi dengan intensitas lawakan di depan layar. 

Komedi yang diberikan oleh film garapan David F Sandberg ini justru melemahkan unsur superhero sebagai identitas film. Selain itu, intensitas unsur komedi yang tinggi menimbulkan kejenuhan.

Hal itu terjadi ketika Shazam melawan musuhnya, Dr Thaddeus Sivana (Mark Strong). Alih-alih berisi laga nan menegangkan, malah ditampilkan lawakan yang menghancurkan momen pertarungan seorang superhero.

Apalagi, tipikal lawakan yang ditampilkan terlalu mudah ditebak karena hanya menggunakan satu cara, yaitu dimulai dengan percakapan lalu disempilkan dialog candaan. Dan hal itu dilakukan dari awal hingga akhir. Bosan.

Penampilan Shazam! yang mengecewakan ini menegaskan anggapan bahwa DC telah menggadaikan identitas serta ciri khasnya demi uang.

DC selama ini dikenal dengan gaya bercerita yang gelap sama sekali tak dimunculkan dalam 'Shazam!'. Bahkan, film ini terbilang terlalu 'cerah'.

Mungkin DC sudah kadung ingin mengikuti jejak Aquaman dan Wonder Womanyang sedikit berbeda dibanding riwayat film DC sebelumnya namun berhasil mendulang pundi-pundi.

Meski demikian, kualitas akting Levi sebagai Shazam patut diapresiasi. Ia sangat sukses berakting sebagai anak berusia 15 tahun. Pun dengan akting Strong sebagai penjahat super yang nampak sangat bengis.

·         Hasil Analisis

Potongan-potongan perjalanan ini dimulai dari kisah Billy Batson yang tengil. Ia selalu kabur dari panti asuhan hanya untuk mencari apa yang paling diinginkannya di dalam hidup. Sayang, Billy kehilangan arah.
Bahkan, ketika ia mendapatkan kekuatan yang menjadikannya seseorang dengan kekuatan super bernama Shazam, ia masih kehilangan arah. Ia tidak pernah tahu potensi di dalam dirinya sendiri. Tak peka dengan kekuatan yang ia miliki, Shazam justru terkenal karena channel YouTube yang dikelolanya bersama Freddy Freeman (Jack Dylan Grazer)
Padahal ia punya ‘keluarga’ yang menjadi kunci dari kekuatannya. Shazam! Bukanlah tipikal film superhero DC lain yang selama ini kamu pernah tonton.
Bukan seperti Batman yang meratapi kepedihannya, Superman yang binggung dengan setiap pengambil keputusannya, atau Aquaman yang harus membereskan tahta di relung Atlantis untuk menasbihkan dirinya sebagai penguasa laut.

·        Kesimpulan

Seseorang yang berlaku baik tanpa mengharap imbalan orang lain itu layak disebut juara. Batson adalah buktinya. Ia diwarisi mantra sihir oleh anggota terakhir dewan sihir bernama Shazam (Djimon Hounsou) akibat kebaikannya menolong Freddy (Jack Dylan Grazer) dari pembullyan senior di sekolahnya. Saat Batson berada terbawa ke Rock of Eternity, ia pun tak berharap mendapat kekuatan dari dewan sihir. Sikap kebaikan dan ketulusan itulah yang membuat Batson pantas mewarisi kekuatan Shazam!.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unsur-unsur film DILAN 1990

Tahapan produksi film

Konvensi dalam tata suara